FAKULTAS PERTANIAN UIM JADI MOTOR PENGGERAK KEMANDIRIAN JAMUR DI KABUPATEN BONE

Makassar, Sabtu, 13 September 2025 – Universitas Islam Makassar (UIM) menyerahkan dua unit mesin teknologi tepat guna untuk pengembangan jamur pangan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bontomasunggu, Kabupaten Bone. Kegiatan yang berlangsung di Fakultas Pertanian UIM pada Sabtu (13/9/2025) ini merupakan bagian dari program kerjasama pendampingan berkelanjutan guna meningkatkan produktivitas usaha jamur skala UMKM di desa tersebut.
Wakil Rektor II UIM, Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., secara simbolis menyerahkan mesin pencacah kayu dan mesin mixer jamur kepada Ketua BUMDES Bontomasunggu, Sukriadi. Acara ini dihadiri langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian UIM, Dr. Herman Nursaman., SP., M.Si, dan Kepala Laboratorium Hasil Hutan Bukan Kayu Fakultas Pertanian UIM, Muh. Ichwan K., S.Hut., M.Hut. Dalam sambutannya, Badruddin Kaddas menegaskan bahwa teknologi ini adalah wujud nyata kontribusi akademisi untuk pemberdayaan ekonomi lokal. “Hari ini, kita tidak hanya menyerahkan mesin, tetapi juga menitipkan harapan untuk kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat Bone. UIM akan terus mendampingi hingga usaha jamur Bontomasunggu menjadi contoh bagi desa lain,” ujarnya.
Dua mesin hasil riset tim Laboratorium Hasil Hutan Bukan Kayu UIM tersebut dirancang khusus untuk mengatasi tantangan klasik petani jamur: ketergantungan pada media tanam impor dan proses produksi yang tidak efisien.
Mesin Pencacah Kayu: Mengubah limbah kayu/serbuk gergaji menjadi media tanam jamur dengan kapasitas 50 kg/jam.
Mesin Mixer Jamur: Mencampur media tanam dengan nutrisi secara merata, mengurangi risiko kontaminasi hingga 70%.
Dr. Herman Nursaman menjelaskan bahwa kedua mesin akan menekan biaya produksi hingga 30% dan meningkatkan kualitas panen. “Dengan teknologi ini, petani tak perlu lagi membeli media tanam dari luar daerah. Semua bisa diolah mandiri di desa,” jelasnya.
Sukriadi selaku penerima manfaat menyampaikan rasa syukur atas kerjasama ini. “Ini adalah momentum bersejarah bagi kami. Selama ini, kami kesulitan mendapatkan media tanam berkualitas dengan harga terjangkau. Dengan mesin ini, kami bisa memproduksi 1.000 baglog per bulan dan membuka lapangan kerja baru bagi pemuda desa,” ungkapnya. Rencananya, mesin akan segera dioperasikan di Bontomasunggu karena tim UIM telah memberikan pelatihan teknis pada Desember 2024.
Kegiatan ini mencerminkan komitmen UIM dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penerapan inovasi untuk masyarakat. Program pendampingan jamur pangan di Bontomasunggu akan berlanjut hingga 2026, mencakup pelatihan manajemen usaha, pemasaran digital, dan pengembangan produk olahan jamur. “Target kami, dalam dua tahun, Desa Bontomasunggu menjadi sentra jamur terintegrasi di Sulawesi Selatan,” tutup Muh Ichwan K., S. Hut., M. Hut

