FAPERTA NEWS – Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali yang diwakili oleh Wakil Dekan II, Dr. Ir. Syamsul Rahman, S.TP., M.Si, dan dosen Prodi Agroteknologi, Dea Ekaputri Andraini, S.P., M.Si, menjadi salah satu institusi yang mendapatkan undangan untuk menghadiri Workshop Staf Institusi TVET (Technical Vocational Education and Training) yang merupakan salah satu program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service (YESS) pada Jumat-Sabtu (17-18/5/2024). Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Melia Makassar ini bertujuan untuk mendorong Lembaga TVET dalam melaksanakan tugas sebagai lembaga yang menghasilkan lulusan yang siap bekerja di sektor pertanian. Peserta yang turut hadir pada kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa ini antara lain perwakilan dari Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Polbangtan Gowa, BBPP Batangkaluku Gowa, Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bulu Ballea Gowa, P4S Bulutana Gowa, P4S Tamalanrea Bulukumba, P4S Citra Mandiri Bulukumba, P4S Puncak Raya Bantaeng, P4S Insan Cemerlang Bantaeng, P4S Bunga Harapan Bantaeng, P4S Mattiro Baji Bantaeng, P4S Wanua Lampoko Bone, P4S KWT An-Nisa Ghoniy Bone, P4S Ninjalling Alam Makmur Maros, P4S Assamaya Maros, SMKN 4 Gowa, SMKN 2 Kindang Bulukumba, SMKN 4 Bulukumba, SMKN 5 Bulukumba, SMKN 8 Bulukumba, SMKN 10 Bulukumba, SMKN 11 Bulukumba, SMK Darul Ulum Panaikang Bantaeng, SMKN 4 Bantaeng, SMk Syech Muh. Jafar, SMKN 4 Bone, SMKN 5 Bone, SMKN 8 Bone, SMKN 9 Bone, dan  SMK Pegis Yapki Maros.Total peserta yang hadir pada kegiatan Workshop Staf Institusi TVET ini sebanyak 40 orang.

PLUT Sulsel memaparkan materi mengenai peran lembaga TVET dalam pengembangan karier dan profesi

“Guna meningkatkan pencapaian indikator utama program YESS terutama indikator pertama 32.000 kaum muda yang mendapatkan pekerjaan di sektor berbasis pertanian dan indikator kedua 50.600 perempuan dan, laki-laki muda mendapatkan pekerjaan di perusahaan baru pada tahun 2024 maka intitusi TVET diharapkan dapat mengambil peran menciptakan peserta didik yang melaksanakan micro bisnis maupun lulusan yang siap bekerja di sektor pertanian,” terang Ketua Jurusan Peternakan Polbangtan Gowa,  Dr. drh. Sartika Juwita, M.Kes, mewakili sambutan dari Direktur Polbangtan Gowa dalam pembukaan acara. Beliau menambahkan bahwa narasumber kegiatan ini berasal dari akademisi dan atau praktisi khususnya terkait dengan penumbuhan wirausaha pertanian.

Pada hari pertama dipaparkan mengenai gambaran umum dan target utama program YESS dalam persiapan pemuda untuk bekerja dan berusaha di sektor pertanian yang dibawakan oleh Project Manager PPIU Sulsel/Deputy Teknis. Kemudian dilanjutkan dengan materi menganai pearn lembaga TVET dalam pengembangan karier dan profesi peserta didik di bidang pertanian oleh PLUT Sulsel. Tampak peserta sangat antusias menyimak materi dan aktif dalam sesi diskusi.

Kelompok P4S memaparkan strategi yang dihasilkan dari FGD

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok di hari kedua di mana kelompok pertama merupakan kelompok gabungan dari SMKPP-SMK dan BBPP, kelompok kedua dari universitas, dan kelompok dari P4S. Metode FGD (focus group discussion) dilakukan oleh setiap kelompok dalam merumuskan strategi lembaga TVET dalam pengembangan karier dan profesi peserta didik di bidang pertanian. Setelah itu dilajutkan dengan presentasi kelompok dan RTL. Kelompok universitas yang berasal dari tiga institusi pendidikan tinggi diketuai oleh Wakil Dekan II Fakultas Pertanian UIM Al-Gazali, Dr. Ir. Syamsul Rahman, S.TP., M.Si.

“Fakultas Pertanian UIM Al-Gazali senantiasa memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk berwirausaha di bidang pertanian yang salah satunya diimplementasikan ke dalam mata kuliah etrepreneurhip, tetapi tetap saja ada tantangannya di mana lulusan kami dominan berminat bekerja di bank atau menjadi PNS dan tidak ada yang mau kembali ke desa ,” jelasnya. Beliau menambahakan bahwa sebagai pendidik beliau kembali akan menjelaskan dan memberikan gambaran kepada lulusan tersebut bahwa di Pulau Jawa yang sukses adalah anak-anak muda sebagai petani milenial. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kembali minat lulusan pertanian untuk bekerja dan berkarier di sektor pertanian. “Hanya dua kompetensi yang diperlukan untuk menjadi petani milenial, yakni ilmu pertanian itu sendiri dan ilmu IT,” ujarnya. Beliau menambahkan bahwa ilmu pertanian yang harus dimiliki oleh mahasiswa bukan lagi hanya sebatas budidaya saja, tetapi sudah harus mampu mengelola pascapanen. Selain itu beliau tegaskan bahwa orang tua juga tidak boleh ragu memasukkan anaknya di Fakultas Pertanian dan harus dibangun rasa bangga menjadi petani atau berusaha di bidang pertanian.

WD II Fakultas Pertanian UIM Al-Gazali, Dr. Ir. Syamsul Rahman, S.TP., M.Si, menjadi ketua kelompok perguruan tinggi memaparkan stategi

Hasil dari workshop disimpulkan bahwa untuk meningkatkan minat kaum muda untuk bergerak dalam sektor pertanian dibutuhkan perubahan mindset dari pertanian itu merupakan profesi yang tidak menarik dengan penghasilan rendah menjadi pertanian merupakan usaha yang akan berjalan terus-menerus tidak ada matinya. Dibutuhkan  kolaborasi pentahelix yang salah satunya adalah keterlibatan media dalam memberitakan kisah-kisah sukses menjadi petani di era modern ini agar kaum muda merubah pola pikirnya bahwa menjadi petani itu asyik. Persepsi-persepsi positif harus senantiasa dibangun untuk menyentuh psikis generasi Z, sehingga minat untuk menjadi SDM pertanian meningkat.

Foto bersama peserta Workshop Staf Institusi TVET PPIU Sulsel

Strategi yang selanjutnya perlu disusun setelah adanya peningkatan minat (interest/passion) ialah meliputi peningkatan pengetahuan (hard skill), sikap (persepsi), dan keterampilan (soft skill). Metode “lepas sambut” harus diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan dan pelatihan pertanian untuk mencetak calon-calon generasi SDM pertanian yang harus terus didampaingi. Intervensi dari pemerintah berupa regulasi yang berpihak pada petani milenial juga sangat berperan penting. Model pertanian pun  harus berubah sesuai zaman. Tidak lagi berpatokan pada pertanian konvensional, tetapi beralih  ke pertanian modern dengan keterlibatan teknologi canggih. (da)

Leave a Comment